Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday 28 March 2017

Berhentilah Membenciku

Tuhan memang maha bijaksana dalam pembuat keputusan. Ketika ketidakpuasan dalam meraih kesempurnaan hidup harus berakhir. Sudah berulang kali Aku coba untuk bertahan dalam ketidakpastian dan kegagalan dalam membina hubungan yang siap untuk kujalani dengan serius.

Ada saja orang yang mencoba untuk menggoyahkan dan menghancurkan hubungan yang sulit Aku jalani saat ini, berapa lama lagi Aku harus menemukan pasangan yang benar-benar membuatku nyaman, ya membuatku merasa nyaman dan terlindungi. Membuatku tertawa dan tidak ada beban.

Ku sadari baru ada yang benci denganku mencoba untuk menjadikanku orang yang tak berharga, dibelakngku kau jahat padaku di depanku pura-pura baik, kau sejatinya bukan teman baik untukku, kaulah yang mencoba untuk menjadi pembenci dalam kepura-puran mendengar semua ceritaku ceritamu cerita kita.

Dear kamu, Aku sudah lelah dengan apa yang telah kau perlakukan baik padaku. Sudahlah tak usah kau lanjutkan lagi pertemanan ini, sudahi saja pertemanan ini. Ada saja kau halangi aku agar aku lupa segalanya yang ada di diriku, aku masih sangat ingin sekali lagi menjadi yang terbaik disampingmu.
Demi kebahagiaan yang hakiki pun aku berharap kamu bisa mencintaiku, belajarlah mencoba untuk menyayangiku bukan lagi menjadi pembenci. Aku memang merindumu dan terus menjadi perindu untukmu, kamu lah yang telah perlahan untuk membuatku sadar, bahwa hidup ini tidak pernah ada yang pasti dan sempurna.

Sesulit apapun Kehidupanku
Sebahagia apapun senyumku
Ketika dirundung duka
Dibalik kesulitan itu
Terletak pula kebahagiaan yang menanti

Tahukah, kamulah yang selama ini kunanti bersabar dan berharap agar kamu bisa berada disampingku, setiap saat setiap hari dan bahkan selamanya. Jangan pernah lagi menjadi pembenci, karena itu rinduku padamu sebesar samudra tak sanggup untuk ku simpan terus menerus dalam-dalam. Sejak lama memang aku sudah menyadari itu, namun kamu memang seolah tak peka dan tak peduli. Akulah yang harus memendamnya selama ini. Memendam dalam-dalam rasa ini yang telah lama mati.


 Dear Diary,
jakarta 27 Maret 2017
close