MENCOBA BERTAHAN HIDUP DI TENGAH BADAI KEHIDUPAN YANG BERLIKU, DUNIA DAPAT MENGUBAHKU ATAU AKU YANG DAPAT MENGUBAH DUNIA
Tuesday, 3 May 2016
#SebuahPesan Untukmu Perindu
Dear Kekasih Perindu,
Saat Aku tatap matamu, kau bagaikan embun yang memberikan keteduhan dalam ilalang yang berbisik pada angin. Air yang tak pernah habis memberikan kejernihan hati sang perindu yang selalu ingin mendekap erat. Meski debu mengotori wajahmu di teriknya sinar matahari yang panas, kan ku baluri wajahmu dengan basuhan lembutnya tanganku.
Tuhan, izinkan aku mencintainya sekali saja agar aku mampu membahagiakan dengan segenap cintaku. Biarkan perjalanan ini menjadi roda waktu yang harus ku selesaikan bersamanya. Berikan aku ruang untuk menjadi sang bayang-bayang yang enggan pergi saat sepiku tanpanya. Aku tak ingin mengejar mimpi, yang aku inginkan hanya bersamanya sekali ini saja.
Bisakah kesempatan itu datang hari ini, di saat hati mulai merapuh dan tak mampu untuk meretakkannya kembali satu. Bila sudah waktunya aku yang pergi meninggalkan semua jejak, biarkan Aku yang berkelana dalam pelabuhan yang tak kunjung sampai tujuan. Jika Aku mulai takut dengan kesendirian ini, bisakah aku katakan padamu kata "kangen" saat ucapan itu keluar dalam bibir mungilku untukmu.
Aku tahu kamu membenciku, dan tak akan pernah mau kembali dalam pemberi kehangatan kala dingin, sakit, dan lapar. Tapi, Aku pernah mencoba untuk mencintaimu dengan setulus hatiku, berlari untuk mendapatkan luluhnya hatimu. Biar semua yang berlalu itu adalah masa lalu, aku tak akan sepayah ini mengejar lagi mimpi yang tak pernah menjadi satu. Aku tahu cita dan cintamu tak akan berujung, kau telah menghujam jantungku dan kau yang buat terluka, hanyalah goresan luka ini kupastikan selalu menjadi cerita tentang kita.
Aku tak pernah bangga dengan apa yang aku mampu untuk belajar mencintai orang yang pernah ada dalam hidupku, aku terlalu bodoh mencintai orang yang salah pernah mengisi hidupku. Sekali lagi biarkan kekal kau di dalamnya bersama daun-daun yang mati berguguran. Hujan yang menemani tangisku setiap aku melangkah dalam takutku yang mematikan naluri jiwaku untuk berani pantang menyerah mengejar cintamu di setiap cobaanku. Aku tahu kamu tak akan pernah lagi mencoba menyapaku 'hai' sebentar saja lalu menghilang bersama nyanyian sandiwara cinta. Aku yakin kamu pun enggan untuk bertemu dan menjawab salamku. Egomu bagai batu yang tak pernah habis mencabik setiap goresan kata yang selalu meyayat hati.
Menjadi perindu yang selalu siap untuk merasa kehilangan atas kepergianmu yang masih terus terngiang dalam ingatanku. Selepas itupun aku mulai menyadari bahwa aku akan tetap setia menunggumu bersama lukisan antik yang kian usang di makan hari bersama sang waktu. Bila pudar waktuku untuk menunggumu, biarkan aku mencari cinta yang lain di kegelapan malam. Di terangnya cahaya yang akan mematahkan sedihku bersama senyuman bahagia di kehadiran yang baru, sosok lain yang kan selalu siap menjadi teman bicara sampai terlelap dalam buaian mimpi masa depan bersama kisah haru yang baru.
Jakarta, 01 Mei 2016
-C-
Wednesday, 20 April 2016
#SebuahPesan Kamu
Sejenak aku terdiam
kamu bukan lagi
kamu yang sebenarnya
bukan lagi seseorang yang hangat
yang siap mendekap saat aku sedang didera sepi dan kalap
Sekarang kamu…
Menjadi orang yang dingin
Menjadi orang yang sinis
Menjadi orang acuh dan tak peduli padaku
“Cinta itu dipertemukan karena sebuah alasan. Alasan itu bernama cinta sampai kamu menghancurkan niat tanpa alasan”. – London Love Story

#Titip rindu untuk sang HIMALAYA
Cepatlah pulang dalam kerinduanku yang sendiri.
-----

#SebuahPesan Jodoh
Iseng kepoin profile mantan di salah satu medsos, dan merasa gagal move on. Pernah...
- Mencari pasangan yang bisa diajak susah, seru-seruan, pinter, humoris (calon stand up comedi)
- Mencari pasangan yang tidak memikirkan buru-buru menikah (mas..nikahi aku mas..kalo yang begini cowok mah ngacir)
- Mencari pasangan yang pinter tapi gak jelek, jelek tapi gak pinter (asal jangan boros muka aja lah ya)
- Mencari pasangan yang bisa diajak tentang teknologi, dan siapa tau bisa bikin starup cari jodoh (eh..buset segitunya)
- Mencari pasangan hanya untuk kepuasan (hati-hati ya neng bisa jadi dia kurang piknik)
"Jodoh ditangan Tuhan, Dia yang menentukan, dia yang menyatukan, dan dia pula yang memisahkan"
DAUN-DAUN SURGA
#SebuahPesan Yang Bernama CINTA
RINDU SENYUM BIDADARI
Monday, 4 April 2016
Bagai Ilalang
Sunday, 10 January 2016
Tahukah Kamu?
Tahukah kamu?
yang aku takuti adalah
jika suatu saat nanti kita tak bersama lagi
ada rasa sedih dan kecewa
disana...
kamu bersama orang lain
padahal...
aku sudah cukup sabar untukmu
berusaha setia dan bertahan untukmu
tapi...
apa yang aku dapat tak ada yang istimewa
sedangkan...
engkau mengistimewakan dia dari hadapanku
kamu terlalu acuh dan tak menganggupku ada
disini...
saat engkau bersamaku
bahkan kamu tak rela aku pergi
padahal...
aku sudah berusaha semampuku
untuk satu hari bahagiamu
tapi...
semua itu hanya seperti sandiwara belaka
sedangkan...
aku harus memendam tangisku
saat engkau tak bersamaku
Jakarta, 10 Januari 2016
Dear Diary
Tuesday, 5 January 2016
Partisipasi Pemuda Disabilitas Dalam Kebijakan dan Peran Pemerintah Dalam Pelaksanaan UNCRPD di Indonesia
Launching Young Voice Indonesia Projcect 22 Juni 2012 |
Anggota Young Voice Indonesia Wilayah Jakarta Timur |
Sunday, 3 January 2016
Saat Kesetiaan Diuji
Mempertahankan yang tak pasti, hidup ini tidak akan pernah sejalan, orang yang selalu dirindu akan pulang pada cinta pertama. Dan dia akan berusaha menyembunyikan gengsinya untuk menjaga perasaan wanita yang dicintainya, meskipun dia mencoba berselingkuh dengan wanita lain yang dipujanya.
Wanitanya memang istimewa baginya, akan tetapi sanggupkah wanitanya bertahan diantara wanita lain yang dipujanya, saat bersama memang begitu spesial dia tidak menyadari bahwa wanitanya butuh tidak hanya diistimewakan dengan kejutan manis dan dia juga butuh tempat untuk hadiah yang dapat dikenang seumur hidup yang tak terlupakan.
Mampukah dia memberikan kado terbaik yang bisa membuat hal kecil terasa spesial untuk wanitanya. Sedang diluar sana dia memang bersama wanita lain yang menganggap wanitanya hanya sebuah hiasan yang selalu bergantung, padahal kesetiaan itu tidaklah mudah meski banyak jurang-jurang yang siap mematikan jiwa-jiwanya dan hasratnya untuk dia dan wanitanya belajar menjadi ibu dari anak-anaknya.
Seandainya dia menyayangi wanitanya dengan setulus hati, memberikan lebih banyak waktu untuk menghabiskan kebersamaan diantara kesibukan ataupun rutinitasnya bukan tidak mungkin dia pergi begitu saja meninggalkan sisa satu hari yang tak mencukupi untuk membuat wanitanya bahagia. Memang ada rasa kecewa tidak mendapatkan apa yang diinginkannya dalam kejutan kecil dengan dia. Wanitanya akan berusaha menjadi perempuan kuat semaksimal mungkin untuk satu hari bahagia dalam hidupnya, itu bukanlah perkara yang gampang. Terkadang rasa sedih itu tertutupi dengan senyuman, setegar apapun wanitanya rela menghabiskan perjalanan untuk menempuh tujuan dalam waktu yang lama. Rumit, menjadi satu kesulitan yang terkadang kesalahan muncul saat masalah datang, dan dia berusaha membantu memecahkan solusinya.
Wanitanya apapun dia lakukan satu hari bahagia, bisakah mendapatkan setiap hari 1 tahun hanya ada 12 bulan dalam 365 hari setahun, menjadi hadiah terindah tidak hanya setiap hari tetapi selamanya dalam ruang sederhana menghabiskan kebersamaan disisa waktu sampai maut memisahkan dia dan wanitanya. Walaupun banyak umpan bermunculan, wanitanya lebih memilih setia bersama dia yang selalu menjadi pemilik hatinya.
Jakarta, 3 Januari 2015
Friday, 1 January 2016
Rencana Revolusi Icha, Bagian 1
Beranda Kamar Icha
Dingin sekali malam ini, cuaca sangat tidak bersahabat padahal AC sudah kumatikan tetap saja terasa dingin. Ah...ternyata hujan, tidak sadar kala itu jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, waktu terasa begitu cepat padahal aku masih terbuai mimpi indah. Ah...andai saja selimut itu kamu sangat terasa begitu hangat berada disampingmu. Lucunya hanya ditemani bantal dan guling saja tidak mampu menghangatkan suasana malam ini. Mau melanjutkan tidur kembali namun tak bisa. Kutengok Handphoneku sebentar sungguh kaget ada missed call lebih dari 10 kali, lalu kubuka satu persatu pesan yang ingin kubalaskan. Dan ternyata aku lupa mengisi paket internetku, pantas saja ada telepon masuk yang tak kujawab saat sedang menikmati tidur nyenyakku. Masih tertolong dengan pulsa telepon atau sms walaupun sangat terbatas. Ada sms masuk yang tak kukenal hanya nomornya saja, dengan mata masih mengantuk kubaca isi pesanku. Ah, ternyata pesan dari si kodok alias Gusti. Mataku hanya menatap layar setengah-setengah tak karuan.
Kodok
+62879965xxxx
17:30
"Hallo...btw besok jadi gak nih? klo gak refreshing yuk ajojing pagi sama doggy cantik sindut. Payah nih di bbm gak dibalas, WA gak ditanggepin, Line gak digubris, Telegram dicuekin. Internetnya habis ya? balas kek...4 x 4 klo sempet dibalas yeee, ditunggu besok pagi jam 7 seperti biasa"
My
+62879866xxxx
22:15
"Maaf yaa genteng...gue tidur lebih awal pala gue pusing, eh ternyata paket gue habis haha...ada apaan besok jam 7 pagi? males gue ntar kayak minggu kemaren, pulang-pulang ditinggalin ditengah jalan bukannya dianter sampe rumah noooo....gue mau dirumah aja titik"
Kodok
+62879965xxxx
22:17
"woiii...lu ga tau gue nungguin kabar dari lu udah berapa jam ini ternyata molorrrr lu, katanya mau ajojing di HI gimana jadi? klo ga jadi yasudah gue sama anjing gue aja berdua. Oke...besoknya pasti lo berubah pikiran"
My
+62879866xxxx
22:19
"gak usah, gue udah ada temen jalannya. Sana deh lu berdua aja sama anjing lu deh sindut males gue sama lu"
Kodok
+62879965xxxx
22:22
"oke deh...thanks infonya jadi batal besok yakin gak mau jalan ajojing besok sama gue?"
My
+62879866xxxx
22:24
"iyee yakin ciyuz miayammmm...."
Kodok
+62879965xxxx
22:30
"oke..bhay...jangan lupa sholatnya yang tertinggal tadi"
Rasa kantuk tiba-tiba hilang setelah membaca ulang pesannya, dan aku langsung saja bangkit dari pulau empuk kapukku yang gersang segersang pemikiran hati, emang iya hati bisa gersang gitu alamaaaakkkkk. Buru-buru aku ke kamar mandi membasuh wudhu dan menyiapkan alat shalat sementara hp sengaja kutinggalkan diatas meja. Sesaat aku terbuai dalam keindahan shalat hingga tertidur di kehangatan indahnya sajadah sangat begitu nyaman. Tak ingat mimpi apa yang sempat terputus barusan. Benar-benar sangat nyaman dan inilah mimpi indah yang kurindukan.
~~~~
Kriiiiinnggg....Kriiiiinnggg....Kriiiiinnggg....
Bel jam berbunyi tiada henti, sekarang sudah pukul 5 pagi aku masih sangat ngantuk tapi ada yang harus kutunaikan kembali, menghadap sang pencipta. Masuk kamar mandi berwudhu dan melanjutkan ibadah. Selesai ibadah lanjut mandi bersiap-siap olahraga pagi yeaaayyy.... Walaupun masih sangat-sangat mengantuk tetap berusaha menyemangati diri untuk melawan rasa kantuk. semangat semangat terus semangat dalam hati. Memotivasi diri memang sangat berharga apalagi kalau sudah berada di cermin memandang wajah diri sendiri yang tak karuan begini wajah muda semakin tua tapi hati tetap berjiwa muda. Menertawai diri memang perlu asal dalam batas wajar kalau ketawanya keterlaluan ya waras masuk rumah sakit jiwa deh.
Masih berada di kamar sambil menyiapkan dan membereskan keadaan kamar yang kayak kapal pecah kalau buat aku sih perang panglima habisnya kamar sudah gak jelas gitu rapinya berantakan sana sini. 15 menit kemudian, kamar sudah mulai rapi, headset dan handphone sudah siap, kaus kaki sudah terpasang tinggal sepatu yang belum siap. yaaaa namanya juga masih di kamar belum sempat keluar pintu ada sms masuk.
Ridho
+62876766xxxx
05:55
"Assallamuallaikum pagi Non, sorry kayaknya gak jadi berangkat, nyokapku gak ngijinin keluar nih dia butuh temen seharian. Semalem nemenin di RS sesak nafas lagi, asmanya kambuh aku tlp ke WA gak aktif jadi ya pake sms, maaf ya buat hari ini. Lain waktu aku temani ya kalau gak keberatan"
My
+62879866xxxx
05:57
"Wallaikumsalam pagi yang cerah dengan hati yang mendung tak terduga, ya dho gak apa-apa berkabar lagi ya, aku lari pagi di sekitar komplek aja, kalau sempet aku menyusul kesana kutengok mommymu, cuma sebentar boleh ya"
Ridho
+62876766xxxx
06:00
"ceileh puitis lagi maenannya nih, iya boleh kok tapi aku gak bisa lama disini dari semalam aku temani nyokap mendadak hari ini jam 8 pagi nyokap mau minta dipindahkan ke kampung gak betah di RS pelayanannya lambat, di kampung pelayanannya lebih sigap nih walaupun dengan cara kuno. Maaf gak bisa temani ke HI maaf banget"
My
+62879866xxxx
06:10
"Slow wokeh dho temani mommy aja, aku tinggal dulu ya gak apa-apa, buat apa minta maaf sampaikan salam buat mommy titip semangat buat mommy cepat sembuh ya"
Ridho
+62876766xxxx
06:12
"iya terima kasih, nanti kusampaikan ke nyokap"
Di sekitar komplek
Pagi yang buruk dapat kabar gak sedap, benar-benar sungguh mengecewakan untuk pagi yang tak cerah mataharinya masih malu-malu lagi pula langit belum begitu terang masih tertutup awan gelap. Amboy, sungguh segar sekali menghirup dedaunan dan angin yang begitu sejuk, aspal basah dengan wanginya air hujan. Kudendangkan sebuah lagu beat dengan cuma-cuma ke telinga, sambil menikmati jalanan komplek yang masih sepi, ternyata di taman sudah banyak kakek nenek yang berada disana menikmati olah raga walaupun bosan disini setidaknya aku cukup menikmati lari pagiku.
Tiba-tiba dari kejauhan ada wajah yang kukenal membawa motor bersama anjing kesayangannya tidak salah lagi kalau itu Gusti bersama sindut yang manjanya gak ketolongan, buru-buru aku mencari cara untuk menutupi wajah dengan handuk kecil atau memalingkan muka ke arah lain berpura-pura sambil membuka Hp, tetap saja Gusti memanggil manggil. Bodohnya aku bukannya ngumpet dari balik pohon aja kek, atau gelantungan dipohon kek ya tetep aja yang namanya manjat gak pernah bisa huwft. Heran tuh bocah masih tetep aja berisik teriak-teriak bareng si doggy.
"Hei gue panggil dari tadi gak nyaut, kenapa lo? jadi gak nih ke HI, gue sudah bawa helm buat lo, tadinya gue mau nyamper kerumah eh elo sudah nyamper duluan ah..syukur-syukur lo mau ikut hahaha..." tuturnya dalam tawa yang renyah. "Gak usah braaayyyy gue mau buru-buru balik ini ada perlu". "penting gitu? seberapa penting sih temen lo itu, eh maksudnya TTM hahaha". "Mau tau gitu mau tau banget? penting gak penting itu urusan gue, sorry gue balik duluan". "pagi amat sih lo, ini masih jam 7 pagi non. Ini buat permintaan maaf gue yang beberapa minggu kemarin ayolah sini jadi gak?". "sorry gue buru-buru".
Ini orang emang ngeselin, dari kemarin-kemarin minta tolong nemenin gak tau terima kasih ninggalin dijalan, sekarang malah kebalik malesin deh cowok macam begini (ngomong dalem hati). Sampai dirumah, mandi, ganti pakaian berangkat deh masih ada sisa waktu 25 menit buat tiba di RS semoga aja gak keburu sampai jam 8 pagi. Banyak sms masuk dari si kodok aku cuekin. Males pokoknya. Sampai di depan pintu rumah kaget lah ini cowok sudah ada di garasi rumah dengan pakaian yang masih sama ditemani anjingnya yang manja.
Di depan pagar rumah Icha
"Hei..mau kemana lo pagi-pagi tumben gak dandan biasanya lo dandan" ujar Gusti masih dengan tanda tanya penasaran. "Bukan urusan lo!!! Gue pergi dulu bhaaayyy...". (Gusti masih terbengong-bengong). "Nih anak dari kemarin salah makan lauk kali ya judes amat gak seperti biasanya kalem gitu, kenapa sih nduk??". "Gukgukguk" . "Ah.....dasar coba lu bisa ngomong gue gak pusing". "Gukgukguk".
"loh nak Gusti, ngapain disitu ayo masuk kedalam sebentar kerumah ajak masuk sinduk" ujar mamanya Icha. "Maaf tante lain kali ya tante gak enak pakaiannya gak sopan". "oh iya sudah tidak apa-apa". "permisi tante saya pamit dulu".
Di Rumah Sakit
Masuk keruang resepsionis nanya-nanya suster sana sini gak ketemu nama mamanya Ridho. Akhirnya malah ketemu dan berpapasan dengan kakaknya Ridho. "maaf permisi kak, anda kakaknya Ridho?". "iya, kamu siapa ya?". "ehm...saya temannya kak, saya pernah lihat kakak di hpnya Ridho". "oooh...temannya kirain pacarnya". "eh...gak lah kak". "ngomong-ngomong kita sambil jalan saja ya ngobrolnya perkenalkan saya Rayi, namamu siapa?". "saya icha kak, oh iya kakak baru tiba disini kah? waduh pertanyaan saya gak penting nih kak hehe maaf kak". "namamu bagus sekali, buat apa minta maaf saya justru buru-buru sampai kesini naik kereta dari kemarin walaupun itu bukan kereta cepat setidaknya bisa sampai disini saya sudah tenang". "oooohh...emh...". "aahh..ini dia kamarnya mudah-mudahan ibuku tidak apa-apa, ngobrol di dalam saja ya". "kak..tunggu dulu cuci tangan sebelum masuk lihat sebelah kiri pintu". "terima kasih dek kamu perhatian sekali melihat sekitar". "sama-sama kak gak usah sungkan".
Di dalam kamar pasien
"assallamuallaikum permisi maaf ganggu istirahatnya mom". "wallaikumsalam" (suara bersahutan pelan). "Sudah agak mendingan mom?". "Belum nak, bunda mau siap-siap jalan pulang, terima kasih sudah mampir ya, maaf kalau Ridho negerepotin kamu buat dateng kesini". "Gak apa-apa mom, inisiatif saya sendiri kok mom ini saya bawakan roti untuk sarapan. Ummmh apa mau berangkat sekarang?". "tunggu dokter datang dulu baru bunda boleh jalan". "oh baik bun". Sedari tadi Rayi dan Ridho sibuk ngobrol berdua dan saling memperhatikanku dengan senyum pandangan yang sok misterius.
Di luar kamar pasien
"sebentar ya mom saya tinggal dulu berdua dengan mas Ridho diluar bunda sama kak Rayi ya". (Menyeret Ridho keluar pintu) "Sssttt ngapain panggil mas aku belum siap dipanggil emas". (Jitak kepala Ridho). "Mas oi mas bukan emas". "Eh bercanda loh jangan ngambek gitu". Tidak sadar kalau dokter sudah keluar masuk dari tadi saking asyik mengobrol dengan Ridho, kak Rayi sudah ada di depan kami berdua sambil nyeletuk. "zsudah ngaku aja kalian berdua pacaran kan?". "gak kak"(berbarengan). "lah terus selama ini kalian ngapain?". "Kakak gak tau ya atau lupa, ini loh icha tetangga kita dulu yang rumahnya sebelahan, pernah kita ajak jadi anak hilang sampe ke sekolah terus baliknya dibawa ke pos haha". "Ah..iya sumpah aku gak inget kalau ini icha, kamu gak cerita dho, lah kenapa tadi kita salaman abis banyak perubahan sih beda dengan yang sekarang kamu Cha". "Sorry dorry morry kak, kak sibuk sih ngejar gelar". "Yuk masuk ke dalam lagi, ibu menunggu, mau siap berangkat jangan lupa kunci mobil, isi bensin nanti oke". "wokeh kak".
"Rayi, apa perlu beritahu Ridho?". "gak perlu Bu, nanti saja ngobrol berdua biaya biar saya yang urus semua, sekarang Ibu sama Ridho, icha tunggu saja di ruang resepsionis.". "yakin, kamu gak mau kasih tau Ridho?". "iya Bu kalau Ibu mau sekarang pun juga gak apa saya gak keberatan kok". "Icha bisa aku bicara sebentar dengan Ibu berdua?" ujar Ridho. "Iya silahkan aku tunggu di depan saja sampai semua beres ok". "Saya juga bu, saya tinggal dulu ya mau ke administrasi dulu" kata Rayi.
Aku gak tahu apa yang mereka bicarakan berdua, setidaknya aku punya bayangan kalau hari ini mereka akan segera pulang dengan pesawat. Dan meninggalkan ibukota, menjauh kembali dari kehidupan kota yang serba wah, karena mataku agak berat masih mengantuk akupun tertidur sangat nyenyak sendirian. Sampai tak sengaja ada yang membangunkanku dengan kaki, samar-samar suara yang sangat ku kenal tidak salah lagi itu suara Gusti.
"Hei si tukang tidur bangun". Kagetlah aku karena di dalam tidur itu aku bermimpi indah. "Bangun neng ini bukan rumah" (sambil berbisik-bisik). Dari jauh ada rasa cemburu Rayi melihat Icha dengan orang lain. "Hei, masih mau berapa lama lagi tidurnya?". "Kodok 5 menit lagi pliss". "Bangun neng gak enak sama suster disini". (Permisi permisi maaf ya sus, sambil senyum senyum manis ke suster yang lalu lalang lewat).
Di dalam kamar pasien
"Sudah beres semua dho?". "Iya kak, lho Icha kemana?". "Ada lagi tidur dia di ruang tunggu resepsionis sama cowok kayaknya tuh". "Cowok?". "Ciee cemburu ye, sana nyusul gih?"(bisik-bisik). "Ah ga juga, nanti lah yang penting ibu dulu, beresin bawaannya".(bisik-bisik). "Ayo cepat ibu gak betah disini, dasar pemalas kalian berdua kenapa lambat sekali hah?". "Iyaaaaa buuu maaf" (Berbarengan). Dho kamu jangan ngarepin icha ya, dia udah punya cowok kayaknya tuh mungkin sejenis pacar"(bisik-bisik). "hmmmm...". "sepertinya ada yang mulai cemburu".
Di ruang tunggu resepsionis
Aku masih saja nyenyak disandaran bahu Gusti yang kekar dan sangat nyaman. Tak terasa aku dibopong entah kemana rasanya seperti cinderella bak putri tidur. Entah aku tak merasakan lagi tubuhku, aku benar-benar tak sadarkan diri. Wajahku tampak pucat bukan karena lupa sarapan tapi lupa minum obat sebelum berangkat. Ya, aku memang sangat pelupa untuk urusan obat. Aku memang sedang sakit, karena itulah aku sengaja menyembunyikan rasa sakitku ke Gusti, Ridho, Rayi dan beberapa orang yang ku kenal dekat denganku. Aku memang tidak mau mereka tahu kalau aku sakit. Aku tidak mau mengorbankan diriku apalagi menyusahkan mereka semua.
"Hai saya Gusti, saya disuruh mamanya nyusul kesini, takutnya dia kenapa-kenapa sendirian, gak sengaja sih lihat dia tidur disini, oh ya perkenalkan saya pacarnya". (senyum jahat). "Oh...pacar, siap-siap patah hati kamu dho (bisik-bisik). "Nak Icha apa perlu pakai kursi roda? dari tadi belum bangun ya? Coba diperiksakan sebentar kali saja ada yang salah, Kakaknya masih tugas jaga disini, Ridho coba minta tolong satpam pinjamkan kursi roda atau bawakan kasur dorong". "loh, dia kan baik-baik bu hanya tertidur saja mungkin kurang istirahat". "sudahlah atau kamu panggilkan kakaknya sebentar tolong ya dho, Rayi kan gak tahu kakaknya diruang apa". "Oe bu oke saya tanyakan suster". "Bu tak usah saya baru bbm kakaknya akan kesini sebentar lagi". "Oh syukurlah..ibu sama anak-anak tinggal dulu ya, Ibu amit pulang dulu sampaikan salam buat ibunya ya tolong jaga nak icha". "Baik bu nanti saya sampaikan, terima kasih. Hati-hati dijalan bu". "Dho bener kan kamu cemburu? sabar ya dho masih banyak icha-icha yang lain kok" (bisik-bisik). "Aku gakk cemburu kok cuma penasaran saja itu cowok sebenarnya siapa sih".(bisik-bisik) "Ya, aku juga gak yakin kalau itu pacarnya kak". "Ah..sudah kuduga mungkin sengaja"(bisik-bisik). "Kalian berdua dari tadi ngobrolnya kenapa gak seperti biasanya sih? kalian lambat sekali ". (dari kejauhan diam-diam ridho melihat icha bersama orang lain sambil berjalan dan menghilang diantara kerumunan orang).
"Kak Za, sini kak apa perlu kugotong atau pakai kasur ini? Gak usah panik gitu dia memang seperti itu kak tukang molor. (kakaknya hanya bisa tersenyum manis mendengar ucapan Gusti). "Bawakan saja dorong dia ke kasur, kamu tunggu saja diruang UGD". "Kak ini obatnya ibu suruh saya kasih ini, jujur saya gak tahu ini obat apa saya gak dijinkan buka". "Iya terima kasih, bisa kamu pegang dulu, mukanya sudah pucat begini, kamu sebentar disitu oke".
Di ruang UGD
Sambil browsing mencari arti obat yang ada di dalam botol. Kagetlah Gusti dengan segala kesalahannya, dia tidak mampu membendung air mata tatkala semua tampak berubah begitu cepat. Tangannya bergetar, tubuhnya tampak tak bergerak. Lemas tak berdaya ternyata sakitnya sangat begitu serius, selama ini Gusti salah mengenal icha dan berharap nyawanya bisa segera tertolong. "Tuhan lindungi icha beri kesempatan bernafas lebih lama lagi, aku mohon beri kesempatan untukku meminta maaf padanya, aku benar menjadi orang yang sia-sia hari ini" (sambil menunduk berdoa pada Tuhan yang Kuasa).
"Gusti, tidak apa2 icha baik-baik saja bisa tolong berikan obatnya. Mau segera diminumkan, sepertinya air mata di wajahmu itu, oh kamu bisa cengeng juga ya kirain cuma bisanya ngeledek, ngejelekin yang engga-engga". Ah Kak Za, bisa saja gantian aku yang diledekin. ini kak obatnya, jadi kapan saya bisa tengok? bawa pulang ichanya ke rumah? "Tunggu satu jam lagi baru boleh pulang tapi tolong jangan cabut infusnya. Nanti kita pulang bareng. saya tinggalkan tugas sebentar ya setelah saya minumkan obatnya, ada yang perlu saya kerjakan lagi, nanti saya kabari setelah satu jam oke". (Sambil menepuk nepuk bahu Gusti).
"Loh, itu siapa yang bawakan obat kak?". "Tukang go-jek dek ganteng lagi setia nunggu sampe kamu bangun hahaha". "Hmmm....". "Sudah minum ini dulu obatnya satu jam kamu boleh pulang, infusnya jangan dilepas, nanti kita pulang bareng. Aku sudah kangen kamar tercinta, 24 jam belum tidur, huh". "Namanya juga kerja kak ya nikmati saja, aku malah pengen bisa kayak kakak tapi gak diijinkan ya aku ingin ini itu tetap gak direstui bersyukur aja aku kak seperti ini punya kakak ganteng mempesonah pantesan kan pasiennya banyak rela nunggu kakak hahaha". "Yasudah aku tinggal dulu ya, ada seseorang yang diluar menunggu ingat satu jam lagi kita ketemu oke kamu istorahat dulu disini". "oke kakak tampan". "kusut dek bukan tampan hahaha". "sana masuk bang go...eh...". "Ngeledek lagi sudah ngeledek aja terus haha".
"Hei..icha gimana sudah mendingan? syukurlah kirain kamu itu yaa lagi molornya lama banget heiiisshhh....". (sentil kuping Rusti). "Ohhh...jadi kamu yang bawakan aku obat, dasar Kakak Za kirain go-jek gak tahunya kamu yang bawa, jadi kamu sudah tau semuanya hmmm....ok...ok...tapi ngomong-ngomong kemana ya Ridho sama Kak Rayi, mommy juga". "oh...mereka, tadi titip salam buat kamu mamanya sudah gak betah pengen buru-buru pulang soalnya suasananya rame disini, mungkin mereka dalam perjalanan mau ke bandara". " hah serius? miapah lo?". "miayam neng tuh kan gue jadi laper elo sihhh".
~bersambung~