Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday 18 July 2023

Kehamilan Kedua

Terima kasih Ya Rabb telah mempercayakanku untuk kembali memiliki buah hati. Sulit rasanya untuk mengingat kembali kenanganku saat kehamilan pertama dulu. Lebih enjoy, rileks, bahagia, dan tak ada beban apapun yang di jalani. 

Ketika Allah memberikan ujian di kehamilan kedua ini, rasanya tidak pernah terbayangkan untuk pertama kalinya mengalami depresi, stress, suka menangis, emosi sulit di kontrol, dan kadang-kadang marah. Ya Allah, ampunilah, kadang diriku merasa menjadi Ibu yang sial dan gagal dalam mengurus anak pertama, Allah percaya karenanya itulah Ibu mengandung untuk merasakan hal-hal demikian dalam fase "terjepit" dengan situasi yang tak pernah pasti dan mendasar. 

Diriku sekarang jauh lebih tertutup, dan ga lagi mudah percaya sama omongan siapapun termasuk ke suami, sebegitu diriku benci dan gak ada satupun rasa sayang ke suami. Perasaanku gak pernah ada rasa senang dan bahagia di kehamilan kedua. Ingin rasanya menjauh dari suami, dan lebih dekat sama Anak pertama. Anak satu-satunya yang paling di sayang, dan cuma dia yang paling mengerti "kondisi brutal" Ibunya walaupun kadang marah kadang sayang dengan lemah lembut. Menjadi teman berantem setiap hari yang paling menyenangkan walaupun orang sekitar menganggap "ini tuh emaknya yang gila". Padahal mereka gak tau apa yang aku rasakan setiap hari di kehamilan kedua. Ada perasaan yang up and down, membuat kekacauan diri ini merasa ga jelas. 

Ya Allah, diriku butuh teman bicara, tempat mengadu, dan teman yang dapat mengkritik setiap sikapku agar diriku menjadi perempuan dan Ibu yang sabar untuk Anak pertamaku. Aku hanya berharap kelak ketika anak keduaku lahir nanti ubahlah dia menjadi Anak yang lebih penyayang, soleh/ solehah, perhatian, dan menjadi teman bercerita yang baik untukku dan kakaknya. Tidak ingin mengharapkan lebih untuknya, hanya ingin anakku tahu bahwa aku menyayangi keduanya, berikanlah diriku umur yang panjang agar bisa melihatnya tumbuh dewasa dengan cara yang mereka lakukan untuk membahagiakanku. 

Teruntuk anak-anakku jika kamu tak sengaja membaca blog ini 15 tahun atau 20 tahun nanti, Ibu hanya ingin mengucapkan terima kasih telah hadir kedunia ini memberikan warna kehidupan bagiku, Ibumu yang tak dapat mewariskan harta tapi mampu mewariskan kasih dan sayangku untuk kalian tanpa mengharapkan kembali apa yang telah kita lalui bersama. Dari umurmu masih dalam kandungan 9 bulan sampai kelak dewasa, jadilah kalian anak yang selalu baik kepada siapapun, tangguh, kuat, berani, bertanggung jawab dan pekerja keras untuk menuai hasil dari keringat dan kesabaran membahagiakanku. Ibumu, Ibumu, Ibumu, kemudian Ayahmu.

Jakarta, 18 Juli 2023
-C- 

-Pemilik Hati, Perindu dunia bermain itu milik Sang Anak-

Ketika memutuskan memiliki Anak, dan setelah melahirkan jarang ada yang menyadari bahwa Babyblues itu nyata. Kadang efeknya pun sangat buruk tanpa kita sadari, bahwa dukungan dari orang terdekat terutama suami adalah support sistem terbaik. Tak jarang banyak terdengar kalau mertua pun sering terlalu ikut campur dalam hal tetek bengek segalanya untuk cucunya, padahal support terbaik adalah biarkan seorang Ibu belajar untuk memahami dan mengerti bagaimana rasanya menjadi orang tua baru. Berikan pengertian untuk tidak menghakimi, berikan rasa empati dan berikan kekuatan untuk menghadapi masa-masa sulit ketika tidak memiliki uang dan ruang untuk teman bicara dalam menghadapi kehidupan baru setelah memiliki sang buah hati. Agar seorang Ibu mampu bertahan dan berkembang untuk tidak menjadi "amnesia" mendadak ketika masa hamil sudah lewat di fase ini.

Pikiran langsung melayang beberapa aturan anak untuk bertumbuh kembang sesuai dengan usianya. Hal pertama yang selalu dan sering ada ketika memutuskan untuk memiliki Anak, Siap memulai hari dimana rumah tidak pernah rapi. Dan, Sekali saat tidur sering pun menatap wajahnya bahkan sekedar menyentuh tubuhnya "oh...masih bernafas". Bahkan istighfar "oh...lupa kemaren kan sudah hamil, brojolpun sudah lewat dimasa-masa kontraksi yang luar biasa". Inilah yang namanya "amnesia" mendadak setelah lewat 40 hari. Akhirnya baru percaya kalau itu memang Anak sendiri yang kemarin ada dalam perut selama 9 bulan. 

Setelah 1 tahun terlewati, banyak hal dari seorang Anak bisa belajar. Belajar 4 perkara, sabar, syukur, ikhlas, dan kuat dalam menghadapi seorang Anak yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam berimanjinasi, memiliki kehidupan bermain yang sesukanya. Belajar 2 hal yang tak bisa semua orang mampu melewati masa kritis, kehabisan uang, dan kehabisan lauk pauk ketika uang pas-pasan. Namun, ada saja cara jalan Allah, esoknya dalam memberikan kejutan yang tak disangka-sangka. Bohong kalau tidak bersyukur, jujur bingung kenapa Allah itu selalu baik dan mengerti keinginan HambaNya, lewat tangan-tangan orang baiklah pembawa magnet untuk tidak menyerah dengan keadaan. Harus bisa bangkit supaya hidup bisa lebih baik dan banyak-banyak bersyukur, bersyukur, dan bersyukur.

Entah, ilmu parenting ibu atau bapaknya yang masih minim tentang kemauan anak yang ketika tantrum menjadi kurang waras, stress, depresi. Namun, akhirnya bisa diatasi dengan ingat kata-kata hati "barusan ngapain ya? Sampe anak bisa tantrum?". Walau belum bisa bicara dengan lancar, tetap diberikan pengertian, pelukan, dan kasih sayang setelah berhasil melewati masa tantrum. Anak memang di usia ini memang banyak maunya, main, main, main sepanjang hari sesukanya. Walaupun sudah bukan bayi lagi yang setiap hari tidur, makan, minum, pup. Masa toddle memang luar biasa menguji iman dan rasa sabar. 

Banyak diluar sana, yang berjuang masih menunggu garis 2, sedang yang sudah menjadi orang tua pun ingin menikmati masa muda. Susah memang omongan syaiton di kiri telinga yang bikin stress setiap kali mood swing itu datang gak sengaja melihat celoteh Anak langsung Buyar mendadak hilang. Suara tangisannya pengobat bagi orang tuanya untuk tidak tertekan dalam menghadapi situasi yang serba bingung. Tawanya, dan kata-katanya dalam belajar mengeja sesuatu yang di dengarnya berulang-ulang menandakan bahwa ingatanya sangat tajam dalam menyimpan memori kata per kata ucapan, adalah Hadiah bagi kedua orangtuanya yang sudah berhasil mendidik Anak hari ini.

Tak jarang ibu atau Ayah sekalipun emosi melihat tingkah laku Anak yang seringkali kewalahan mengejar, merebut, dan meraung mendapatkan keinginannya untuk memiliki benda mainan di etelase toko atau diteman mainnya. (Sering tepok jidat, atau seringnya istighfar "eh, jangan marahin tapi dikasih pengertian"). 

Saat tidur adalah hal terbaik untuk orang tua agar tetap waras dan terhubung dengan Anak. Dari sini orang tua kadang seringnya curhat sama Anak. Memberikan standar dan pengertian ke Anak dengan mendongeng, atau bercerita hal-hal baik yang positif supaya ketika besok bangun tidur, Anak seolah bisa mengerti dan paham apa yang diajarkan orang tuanya. Karena memori otak anak saat tidur tetap tersimpan sampai nanti sudah memasuki usia sesungguhnya (pra sekolah). 

Ingin rasanya, nih anak tetap menjadi bayi mungil, setiap hari ada saja drama-drama yang bikin ketawa sambil mikir. Dan kado luka yang kadang bikin geleng-geleng kepala. Orang tua mana yang kaget dan syok kalau jadi bahan cerita orang "itu kenapa? Kasian ya". Ingin tak hih, bahkan juga sering terdengar "namanya juga Anak-anak". Tak iyeuhin. Standar orangtua jawabnya pasti "ga papa, dulu kecil juga gini kan?". Kecuali Anak sakit lebih bikin potek hati orang tuanya. Merasa bersalah dan gagal jadi orang tua. Tapi, kekuatan itu selalu datang disaat yang tepat dan tidak pernah salah. Kunci utamanya tetap sabar, dan tidak Putus doa. 

Btw, banyak yang bilang tingkah laku Anak dimulai dari dia mencontohkan kedua orangtuanya, banyak-banyakin stok sabar, waras, dan terjamin jangan buat kesalahan yang sama ketika anak melihat dan mencoba. 

Dahlah kepanjangan, capek ngetiknya juga 🤣🤣🤣
Yang terpenting anak tetap ceria, sehat, dan mau makan, disaat ogah makan maunya main.  

Salam hangat dari Lamongan
18 Juli 2022
-C-
close