Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday 28 October 2014

KAU YANG TERINDAH

Aku tidak tahu sampai kapan aku harus menunggu sampai saatnya itu tiba, saat dimana hari ini sama seperti kemarin.

Tak ada yang istimewa bagiku, mengapa ini tampak berbeda sejenak aku berfikir untuk tidak mengharapkan ini bisa terjadi, aku takut kecewa meski diantaranya ada yang harus kulakukan untuk mendahuluinya atau hanya seperti angin yang tertiup dedaunan, sang rantingpun bergoyang-goyang mengikuti alunan sang deru.

Entahlah harus bagaimana lagi aku mengatakannya, semua pikiranku kosong bagai tak terisi sama sekali. Meski perasaanku teramat sakit, aku mencoba untuk tetap tegar dan berusaha tersenyum di depannya seolah itu semua tidak terjadi apa-apa.

Apakah memang benar aku tergila-gila padanya, sampai kutak mampu melihat yang ada disekitarku, atau aku yang bodoh menyukai orang seperti dia sehingga dia tak sadarkan atau tak mengharapkan perasaanku. 

Ya sudah, biarkan aku saja yang merasakannya betapa sakitnya jika dipermainkan walaupun tertusuk jarum sekalipun tetap merasakan sakit yang teramat pahit.

Jika esok dia datang memberikan sejuta perasaan sayang dan cinta dengan tulus maka ku terima dia apa adanya sampai berakhirnya kisah atau meneruskan kisah ini hingga ujung maut yang memisahkan. Aku tetap berusaha kuat agar semua ini tampak indah dan berarti.

Dear Diary,
Jakarta, 28 Oktober 2014


Sumber Foto : Pribadi

2 comments:

  1. ini salah satu karya Chairunisa yg paling aq suka. Berkali2 aku baca, nyaris hapal.. hehehe.. bagus bgt (y)

    ReplyDelete

Tenkyu sudah tidanggalkan komenmu

close