Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday 6 February 2014

Cinta yang terabaikan (tamat)

Ini kelanjutan cerita yang emang benar-benar tertulis dengan plong dan perasaan hati, #komikngenes emang nyebelin pembawa suasana hati yang membuatku semakin bisa untuk menulis.

Oke mari simak baik-baik

Seribu tahun lamanya kumenunggu sang merpati datang kembali padaku namun yang kutemukan berbeda dari yang ku kirimkan pada sang merpatiku. Sebuah kertas yang cukup amat kecil di lehernya terikat dengan manis sebuah kalung yang sederhana. Membuatku semakin penasaran dengan isinya kubuka perlahan-lahan dan kubaca isinya

Dear bidadariku,
Maaf telah menunggu lama surat balasan ini, aku tak bisa menulis kata-kata indah untukmu, aku hanya mampu mengucapkan aku sayang padamu dan tunggulah aku pasti akan datang untuk menemuimu.

Love u
Pangeranmu.

*sekarang sudah makin canggih cukup kirim e-mail saja padaku ke pangeran@..

Aih...membacanya saja sudah membuatku tersenyum bahagia. Cinta yang lama disembunyikan itu dariku dan kini dia tidak lagi berdiam diri menunggu hari yang tepat itu, butuh waktu setahun untuk menemukannya dan bahkan juga dia mencariku datang padaku, aku hanya bingung darimana ini bermulai dan siapa yang memulai. Jika memang dia benar-benar yang aku idamkan pasti tidak akan ku lama menunggunya, begitupun juga dia.

Aku tak kuasa membendung rasa bahagiaku cinta yang terabaikan itu kini terbalaskan dengan sendirinya bukan aku yang memulainya. Hanya terpaut karena rasa lah yang memulai. Tak tahu bagaimana caranya, aku sendiri yang bingung. Setidaknya aku memberikan dia kesempatan untuk selalu bisa dekat denganku dengan cara yang sederhana.

Bisa saja merpati itu kuterbangkan kembali untuk ku ucapkan kata terima kasihku padanya. Tapi, aku takut dia mati kedinginan dala ganasnya badai dan rintik-rintik hujan yang begitu derasnya. Ah ya, kenapa tidak coba ku kirimkan melalui e-mail saja lebih ringkas dan cepat. Kucoba buka komputerku dan kunyalakan internet lalu ki kirimkan e-mail untuknya.

Kepada : pangeran@....
Subjek : merpati tidak mau terbang

Dear pangeranku, aku minta maaf tidak bisa mengirimkan surat kembali untukmu karena merpatiku tidak mau terbang kesana untukmu, mungkin dia kelelahan dan tak mau bercerita padaku yah. Ah mana mungkin merpatiku bisa diajak bicara. Kucoba terbangkan dia tapi kembali terus. Aku berfikir kalau dia takut dengan burung elang yang siap memakannya. Ah....saya suda duga, tapi dengan adanya e-mail ini akan semakin cepat sampai kepadamu hanya butuh 5 menit untuk membalas e-mailmu. Semoga saja e-mail ini sampai kepadamu. Dengan tidak aku harapkan kamu segera membalas e-mailku.

Love,
bidadarimu

(Kirim)

Tiba-tiba saja ada e-mail masuk

Kepada : pangeran@....
Subject : re;merpati tidak mau terbang
Pengirim : bidadari@...

Dear bidadariku,
Betapa bahagianya hatiku ternyata bidadariku mengerti memakai internet, dan ini merupakan e-mail pertamaku untukmu awalnya aku canggung memberikan e-mailku padamu tapi lambat laun kasian juga merpati yang kuberikan padamu beberapa tahun yang lalu itu. Tapi tak apa merpatimu akan baik-baik saja, jika aku kembali dan merpatimu masih ada akan kutengok dia untukmu. Aku janji aku pasti akan kembali tunggulah bidadari cantikku.

Love,
Pangeran

(Kirim)

Lama-lama hari pun semakin berlalu dan berganti, aku semakin takut dengan diriku dan selalu merpati yang menemaniku dalam kesendirianku, kubercanda dan bercerita dengannya. Walau dia tiak bisa diajak bicara namun dia mengerti ketika aku bercerita padanya dia selalu menunukkan kepalanya untuk mengelus-elus tanganku atau bahkan dia terbang dan naik diatas kepalaku tanda dia ingin memelukku. Pangeranku tak datang juga aku semakin cemas e-mailku pun yang kedua belum juga dibalasnya hingga sekarang, sekujur tubuhku seakan lemah dan tak berdaya. Aku merasakan ada yang menarikku keluar tiba-tiba aku pusing dan penglihatanku semakin kabur. Aku pingsan di dekatnya dalam ayunanku.

Aku tak sadarkan diri tiba-tiba aku sudah berada dirumah sakit, dan merpatiku entah aku tudak tahu dia berada dimana sekarang. Kutanyakan pada ibuku, dan ibuku mengatakan dia baik-baik saja dan dirawat oleh adik laki-lakiku yang memang tidak menyukai merpati. Aku merasa sendirian disini terbaring dikasur tak mampu bergerak aku hanya mampu bicara. Seakan ada orang lain yang siap membawaku pergi. Aku teringat dengan pangeranku yang kutunggu sekian lama, aku yakin dia pasti datang untukku dan benar saja dia mencariku, aku malah yang terbaring lemah dia menangis di hadapanku meminta maaf padaku. Akhirnya aku mampu menarik nafasku untuk pergi dengan tenang selamanya. Pangeranku terdiam dan aku terbujur kaku tidak bergerak. Semua orang menangis aku masih bisa melihat bagaiamana mereka melihatku mau kutarik tubuh ini tapi tak bisa. Diam-diam seperti ada tenanga yang mendorongku dan mengembalikkan tubuhku, akhirnya aku mampu menghela nafasku untuk bisa menarik tubuhku selama aku tidak sia-sia mengorbankan tubuhku kucoba terus hingga aku berhasil menjadi seutuhnya dengan tubuhku yang sebenarnya. Aku pun terbangun semua prang kebingunan dengan tiba-tiba dokter yang tadinya melepas semua selang kembali memberikan sati nafas untukku. Aku bahagia dan semua orang berhenti menangis.

Seminggu kemudian aku kembali kerumah ditemani dengan pangeranku, yang pertama kali ku cari adalah merpatiku. Pangeranku terdiam dan semua orang juga, kutanya mereka tapi tak bisa memberikan jawaban untukku. Dan akhirnya perlahan aku bisa mengerti penjelasannya bahwa dia mati disaat yang sama denganku. Dan adikkulah yang menceritakannya ke pangeranku, semua orang percaya bahwa merpatilah yang menyelamatkanku.

-Tamat-

No comments:

Post a Comment

Tenkyu sudah tidanggalkan komenmu

close