Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday 6 November 2014

SEPEKAN TERAKHIR BERSAMA

Bagaimana aku bisa tahu tentangmu, bagaimana aku bisa tahu semua hal yang ku tak tahu sama sekali, dan bagaiamana pula aku bersabar menghadapi semua sikapmu?

Mengurung diri dalam lamunan senja bertabur cahaya bintang yang tak mau menampakan kemolekkannya. Hanya aku bisa diam berdiri menatap jendela keluar berbicara pada awan malam yang pekat. Dari sana tampak butiran-butiran debu bersama angin sepoy yang meliuk-liuk menari mengucapkan kepadaku "jangan bersedih ku buat kau bergembira melihatku menari malam ini".

Bersama angin pualam yang semerbak daun kamboja mewangi dalam kegelisahan diri. Dimana sang pujaan hati tak memberi kabar dalam sejuta tanda tanya yang bermilyaran bahan cerita yang tak sanggup ku karang dalam kiasan sandiwara. Membuai dalam harapan yang sendu menghipnotis semua kehidupan masa lalu yang tak seharusnya dibaca dan diceritakan.

Sang pujaan hati tak mau diam membisu dia selalu saja membangkitkan semua kenanganku, apa ada yang salah dalam semua kisahku atau hanya begitu dia yang keingintahuannya luas ingin mengetahui semua masa laluku. Ah...biar saja semua tenggelam bersama badai yang siap menghampiriku, itu adalah aku dan itu adalah masa lalu. Biarkan semua dihantam petir agar kau tak terus bersandiwara. Aku sudah lelah dengan semua yang telah lalu. Biarkan aku bersamamu dengan semua cerita yang nantinya kurangkai bagai melodrama yang penuh dengan cerita romantis kita, atau kebencian, air mata, dan tawa yang membuat semua cerita ini menjadi hidup. Bersamamu memulai petualangan baru dengan cinta.

Mungkin darimu tak yakin bagaiamana aku, seperti apa aku, yakinkan aku, dan membuatmu semakin mengerti tentangku, aku hanya belum siap dari segala hal cerita yang kurangkaikan nantinya padamu. Aku percaya kamu bisa benar-benar mencintaiku dan menyayangiku dengan segenap ketulusan yang bertabur kebahagiaan bersamaku meski aku takut kekuranganku akan membuatmu menjaga jarak untukku. Semakin kamu tenggelam dan menjauhiku dalam jarak pandang yang tak lagi mampu menjadi sandaran dalam jiwaku.

Setiap kali aku menangis, bukan karena aku merindukanmu tetapi aku menangis mengingat semua hal manis bersamamu. Bolehkah aku menangis saat jauh tanpamu. Kadangkala aku pula tak berani menangis dihadapanmu. Aku berusaha untuk kuat bila kau disampingku. Kehadiranmulah yang membuatku semakin kuat dan semakin sadar bahwa aku tak boleh berhenti untuk terus menyakinkan diriku, hidupku tak sendiri. Hanya kamulah yang membuatku benar-benar nyaman ketika kau berada disampingku, saat jauh aku terus mengingatmu tak pernah sekalipun ku berprasangka buruk padamu. Saat dekat denganmu pula aku terus mengingatmu. Apa salah?

Bisakah aku benar-benar mencintaimu meski kamu tak peka. Membiasakan diri untuk memulai menyayangimu dalam rautan kisah yang selalu merindukan kenangan. Aku tulus apa adanya, butuh perjuangan untuk mendapatkanmu kembali, meraih semua yang ingin aku gapai bersamamu. Dapatkah aku meraihnya semua hal saat berada disampingmu, bersamamu, dan saat jauh. Itu adalah kisah yang berbeda yang tak mampu aku biarkan ini berhenti begitu saja. Aku tidak butuh harta, dan kekayaanmu. Aku hanya butuh kamu saat ini, esok hari, dan selamanya.

Jakarta, 6 November 2014

No comments:

Post a Comment

Tenkyu sudah tidanggalkan komenmu

close