Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday 1 January 2014

Dalam Diam

Saat masa lalu tenggelam ditelan waktu seakan kembali mundur kewaktu yang lama. Kesakitan, kecemasan, kekecewaan, kemarahan dan tangis semua seakan menjadi lembaran cerita yang telah mengusik jiwa. Terlalu lemah sehingga raga ini tak berdaya terselungkup oleh abu sedikit demi sedikit.

Sirna akan keteguhan yang semakin pudar seolah diri ini tak percaya dengan apa yang sudah terjadi sehingga tak mungkin terulang. Masih ada jantung ini yang terus berdenyut memberikan setidaknya untuk bernafas mencintai dunia dengan kerendahan hati walau terasa berat untuk ditinggalkan terlalu gemerlap dan indah, sehingga adrenalin ini terpacu mencari sesuatu yang setidaknya berguna.

Terkadang keegoisan dan keirian selalu merenggut jiwa ini membawa kepuasan pada harta yang berlimpah. Dimana lagi kita mencari kalau bukan dunia. Ahhhh tahukah dunia ini begitu fana sehingga keelokannya menggelapkan mata kita. Sesungguhnya yang dicari dari mereka adalah harta bukan iman maupun ilmu yang akan dibawa saat kita tidak di dunia lagi.

Ingin rasanya hati dan mulut ini berteriak sampai nadi ini berhenti. Tapi tak mampu, ada rasa penyesalan yang membuat kita menangis larut dalam doa yang teramat dalam. Sehingga waktupun tak akan mampu berdiam dia akan terus berputar sampai kita berhenti tepat dimana kita berdiri. Dia akan pelan-pelan berbunyi ketika jam bertik tik pada kita. Sadarkah? Waktu tidak pernah berhenti sampai sedetik ini.

Saat aku menulis ini ada rasa penyesalan yang teramat menyakitkan sehingga tidak mungkin ditenggelamkan oleh sang waktu. Masih sedetik ini setiap aku menulis selalu ada tangis dalam diamku. Entah harus dimana lagi kutuangkan penaku kucoba mencoret-coret ceritaku dalam tulisan yang sepanjang ini tak ada kata yang berguna, yang menyayat hati hanya ada kalimat yang penuh dengan kemarahan, keemosian dan jiwa yang diliputi dengan teriakan. Pasti kita semua merasakan apa yang dinamakan cerita.

Dengan balutan kertas yang tak bernyawa masih ada tersimpan kisah yang menarik namun kadang sempat terabaikan dalam momen kita. Semakin kita mengungkapkannya namun tiba-tiba terlepas dalam ingatan. Tak ada lagi cerita yang menarik yang mampu mengingatkan kita pada kejadian yang terlewat dan terlepas dari itu kita pun semakin lupa pada waktu dan semakin kita menyesalinya.

Semua biarkanlah saja terlupa tapi kita pun sangat semakin yakin bahwa kita tidak akan pernah lupa apalagi melupakan. Begitu sangatlah sulit untuk benar-benar dilupakan. Mengingat kembali semua cerita kita pun akan berurai air mata tahukah kamu jika meneteskan setiap butiran air mata yang keluar ini dengan penuh penyesalan dan keteguhan hati bahwa air mata ini berasal dari waktu kita disepanjang hari dalam melewati perjalanan waktu.

Berdoalah dan berbicaralah pada Tuhan-Mu. "Dimanakah penyesalanku saat itu, dimanakah bahagiaku saat itu" . Dan semua kisah kita pun akan kembali pada-Nya.

Selamatkanlah dirimu dan duniamu dalam malam pergantian tahunmu. Percayalah Tuhan-Mu itu maha baik akan memudahkan setiap segala urusanmu dengan duniawimu.

Salam,
Dear Diary.

Jakarta, 1 Januari 2013
00.00 WIB

5 comments:

  1. Tahun baru, semangat dan mimpi baru ^^

    ReplyDelete
  2. [SHARE] Short Story : Childhood Blues http://bit.ly/JIOnsK

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahhhhh ada yg shRe oke langsung cauwwww....

      Delete
  3. [SHARE] Short Story : Childhood Blues http://bit.ly/JIOnsK

    ReplyDelete

Tenkyu sudah tidanggalkan komenmu

close