Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday 26 August 2015

Terjebak

Aku berhenti sejenak dalam lingkaran hitam, setidaknya aku kembali ke tempat tujuan awalku yah masa lalu masa kelam dan masa dimana aku harus menyingkirkan semua egoku. Aku berpura-pura untuk tidak melirik sesuatu yang membuatku bisa jatuh cinta setidaknya mentalku harus kuat. Belum goyah juga semangatku untuk mendapatkan yang aku inginkan namun ini bukanlah lingkaran gelap yang membuatku harus berbuat jahat. Tapi bisakah aku belajar untuk menghilangkan marahku, egoku.

Ah, yakin pasti aku bisa dan mencoba untuk tidak tertawa. Lelah memang aku harus disini sendiri. Mencoba mencari tempat sepi di dalam kehidupanku sendiri, diam membisu dan aku berada di lorong beranda rumahku, yang kulewati hanya kelebat bayangan yang terus membuatku hampir pusing kepala. Aku mencoba mencari tempat terbaik untuk rehat, kamarku dan kutumpahkan seluruh tubuhku dikasur yang empuk ah....menyenangkan sekali aku tergoda untuk menyetel sebuah lagu yang ada di dalam handphoneku dengan headset terpasang ditelinga. Lalu akupun tertidur sambil mendengarkan musik.

Hari semakin malam, tidak ada lagi yang harus kuceritakan oleh orang terdekatku. Mereka semua sangat sibuk dengan segala urusan masing-masing. Dan aku masih ingat sahabat karibku dulu entah sampai sekarang belum juga ada kabarnya hingga saat ini. Aku masih terbayang-bayang perpisahan itu, saat aku berdiri di bandara mengucapkan salam perpisahan untuknya sampai di depan kaca, ku ikuti dia hingga tubuhnya tidak terlihat lagi. Sampai saat ini dia tidak mengabariku, pesanku semua yang ada tidak pernah satu detikpun dibalasnya. Padahal dia berjanji, jika sudah sampai di Jepang dia akan mengabariku secepatnya.

Sudah satu bulan lebih aku lewati belum juga ada kabar, ku buka-buka terus lembar demi lembar kenangan foto-foto di album handphoneku saat aku sudah terbangun dari tidurku. Aku merasa dia telah melupakanku setiap pesan-pesan di e-mailku pun tak pernah dibalasnya. Ku pandangi salah satu foto favoritku saat dia menangis diam-diam kuambil fotonya dengan menggunakan kamera jamku. Sampai saat ini aku masih teringat pesan terakhirnya sebelum pergi. 'Aku meninggalkanmu hanya sementara, jika aku kembali pulang nanti bukan karena ini semua salahku tak mengabarimu, hanya karena aku lupa bagaimana cara untuk menemukanmu tanpa harus lewat media sosial'. Rasanya pesan itu sangat membuatku menitikkan air mata dan terus terngiang-ngiang di kepalaku. Aku bingung ya Tuhaaaannn, bagaimana aku mencoba lagi mencarinya, sedangkan semua keluarganya sudah pindah rumah tak ada satupun yang ku kenal. Alamat rumahnya yang baru saja aku tidak tahu.

Jakarta, 5 Maret 2015

No comments:

Post a Comment

Tenkyu sudah tidanggalkan komenmu

close